Sekitar 12 tahun yang lalu saya punya sebuah pisau, saat itu pisaunya terkenal dengan nama pisau survival. Bentuk pisaunya tidak jauh berbeda dengan pisau serinya Jungle King dari Aitor, saat itu pisau tersebut menjadi kebanggaan hanya saja tidak sering dibawa karena kelemahan yang akan saya bahas dalam tulisan ini.
Pisau tersebut saya beli seharga 200 ribu rupiah, harga yang lumayan mahal untuk pisau pada tahun 1997, Blade nya terbuat dari baja dengan finishing blackening.
Hal yang sering saya banggakan dari pisau tersebut adalah handle-nya yang bisa dibuka tutupnya (butt-end) dan menyimpan beberapa peralatan kecil didalamnya (hollow handle). Dengan perlengkapan tambahan sebuah kapsul, bagian handle pisau ini menyimpan jarum, benang pancing, mata kail, beberapa batang korek api anti air, dan garam.
saat membeli, penjualnya mendemonstrasikan cara menggabungkan pisau dan sarung pisau tersebut sehingga bisa digunakan sebagai pemotong kawat, disamping aya kaitan khusus untuk mengaitkan karet katapel yang memang disediakan dalam paket pisau tersebut. Intinya saat kita membeli pisau seakan-akan kita mambeli paket survival lengkap dalam pisau tersebut.
Cuma sayangnya teknik penggabungan antara blade yang terbuat dari alumunium alloy (duralumin/duralium untuk pisau yang lebih mahal) justru menjadi kelemahan paling besar dari pisau ini. Saat menggunakan pisau ini sebagai pisau tetak, untuk menetak ranting contohnya, kekuatan tebas dari tangan dan reaksi dari ranting membuat sambungan antara handle dan bilah menjadi pecah, entah dengan pisau yang lebih mahal tetapi itulah kejadiannya. Dimaulai dengan ikatan yang longgar lama-lama bilah tersebut copot dengan sendirinya.
Setelah bilah tersebut copot, bagian "tang" dari pisau tersebut sudah tidak mungkin lagi untuk dipegang karena terlalu pendek.
Hal ini berbanding terbalik dengan pisau-pisau full tang, sekalipun kayu/bahan lain yang menjadi pelindung pegangan hancur, cukup dibalut dengan kain, maka pisau tersebut masih mungkin untuk digunakan.
Tetapi bagaimana dengan perlengkapan yang tidak dapat dibawa dengan pisau non-hollow handle. beberapa kritikus pisau bahkan menulis, lebih baik kita menyimpan peralatan survival terpisah dari pisau kita, in case kita kehilangan pisau kita maka kita akan punya beberapa peralatan lain yang dapat kita andalkan untuk bertahan hidup.
Tapi bila tetap memaksa untuk membeli pisau jenis ini, kesampingkan semua kelemahannya, anda bisa beli di sini harganya lumayan murah koq....
sumber gambar. www.squidoo.com
Pisau tersebut saya beli seharga 200 ribu rupiah, harga yang lumayan mahal untuk pisau pada tahun 1997, Blade nya terbuat dari baja dengan finishing blackening.
Hal yang sering saya banggakan dari pisau tersebut adalah handle-nya yang bisa dibuka tutupnya (butt-end) dan menyimpan beberapa peralatan kecil didalamnya (hollow handle). Dengan perlengkapan tambahan sebuah kapsul, bagian handle pisau ini menyimpan jarum, benang pancing, mata kail, beberapa batang korek api anti air, dan garam.
saat membeli, penjualnya mendemonstrasikan cara menggabungkan pisau dan sarung pisau tersebut sehingga bisa digunakan sebagai pemotong kawat, disamping aya kaitan khusus untuk mengaitkan karet katapel yang memang disediakan dalam paket pisau tersebut. Intinya saat kita membeli pisau seakan-akan kita mambeli paket survival lengkap dalam pisau tersebut.
Cuma sayangnya teknik penggabungan antara blade yang terbuat dari alumunium alloy (duralumin/duralium untuk pisau yang lebih mahal) justru menjadi kelemahan paling besar dari pisau ini. Saat menggunakan pisau ini sebagai pisau tetak, untuk menetak ranting contohnya, kekuatan tebas dari tangan dan reaksi dari ranting membuat sambungan antara handle dan bilah menjadi pecah, entah dengan pisau yang lebih mahal tetapi itulah kejadiannya. Dimaulai dengan ikatan yang longgar lama-lama bilah tersebut copot dengan sendirinya.
Setelah bilah tersebut copot, bagian "tang" dari pisau tersebut sudah tidak mungkin lagi untuk dipegang karena terlalu pendek.
Hal ini berbanding terbalik dengan pisau-pisau full tang, sekalipun kayu/bahan lain yang menjadi pelindung pegangan hancur, cukup dibalut dengan kain, maka pisau tersebut masih mungkin untuk digunakan.
Tetapi bagaimana dengan perlengkapan yang tidak dapat dibawa dengan pisau non-hollow handle. beberapa kritikus pisau bahkan menulis, lebih baik kita menyimpan peralatan survival terpisah dari pisau kita, in case kita kehilangan pisau kita maka kita akan punya beberapa peralatan lain yang dapat kita andalkan untuk bertahan hidup.
Tapi bila tetap memaksa untuk membeli pisau jenis ini, kesampingkan semua kelemahannya, anda bisa beli di sini harganya lumayan murah koq....
sumber gambar. www.squidoo.com
Untuk hollow handle sekelas Aitor Jungle King Original (buatan aitor atau pun sesudah merger dengan pielcu menjadi Aitor Pielcu),handle nya sangat kuat,ngga akan lepas atau pecah untuk menetak, chopping ataupun hammering.
ReplyDeleteTerimakasih pencerahannya, sekedar pengalaman pribadi tidak bermaksud untuk melarang memilih jenis pisau ini..:D
Delete