“Jadi seperti apa sejarah Barlen ?”
Pertanyaan sederhana yang menjadi awal catatan ini. Berbekal
pertanyaan itu beberapa nomor telepon disiapkan, catatan kembali dikeluarkan
dan segala macam rencana berkecamuk dalam fikiran.
……
Bayangan seorang jawara dengan bedog terselip di pinggang
kanan dengan sarangka yang berkilau memantulkan cahaya bulan purnama adalah kesan
pertama saat membayangkan seperti apa jaman dahulu Bedog Barlen ini digunakan. Kesan
yang menunjukkan bahwa tidak ada senjata yang concealed saat itu, Bahwa seorang
Jawara akan bangga dengan kejawaraannya, bahwa dia akan mudah dikenali bahkan
dari jarak jauh karena senjatanya. Setidaknya bayangan seperti itu yang muncul
saat pertama akan menulis apa sih Barlen dan bagaimana sejarahnya.
Berbekal bayangan itu aku menemui seorang Maranggi di daerah
Cimeuhmal Tanjungsiang untuk bertanya sejarah tentang Barlen ini sejauh yang
dia ketahui.
Bapak Dudung namanya, yang saat ditemui sedang mengerjakan
beberapa bedog barlen yang merupakan pesanan pengepul setempat.
Setelah menyelesaikan bedog terakhir pa Dudung, baru
menggeser duduknya sambil menanyakan
maksud kedatanganku saat itu .
“Ah.. duka atuh da anyar keneh, jaman emangna bapa mah teu
diiket kieu da… kumaha weh simpay ngan kerep jeung tina kuningan dipatrian..”
“Tidak tahu masih baru koq, jaman pamanya bapa (pa dudung)
dulu tidak diikat seperti ini.. sama saja seperti bentuk simpay saja hanya (jaraknya)
berdekatan dan (dibuat) dari kuningan yang dipatri...”
Bisa dibayangkan seorang yang hampir seluruh hidupnya
dihabiskan untuk membuat berbagai macam sarangka bedog berkata seperti itu….
Hilang sudah bayangan jawara dibawah temaram sinar bulan itu.
Sejenak teringat tulisan tentang alat musik Karinding, yang
pernah sedikit aku kupas lebih dari 15 tahun yang lalu, sebuah tulisan
sederhana yang sampai saat ini masih tersisa jejak digitalnya, malah beberapa
mahasiswa dan peneliti masih datang untuk menanyakan hal yang selalu harus aku
jawab : “Maaf apabila ada kesalahan saat penulisan sehingga
beranggapan apa yang ditulis saat itu adalah sebuah kebenaran..”
Nah perasaan ini yang mendadak muncul saat akan menulis
tulisan singkat tentang Barlen, takut melakukan kesalahan yang sama akhirnya
diputuskan untuk menulis agak panjang tentang barlen ini, dimana tulisan ini
adalah pembukannya.
Dalam postingan di media sosial kang Ellen Ramlan, yang juga
ketua umum d’lempar pisau Indonesia memberikan pandangan
lain tentang Barlen ini, menurutnya masyarakat sunda dalam pola hidupnya
dikenal sebagai masyarakat ladang (gunung) yg sebagian nomaden (pola ini masih
terlihat di Cipta Gelar), hasil artefak budaya darr masyarakat gunung ini umumnya
sederhana baik dr sikap dan perilaku, berpakaian ataupun arsitektur. Inti dr kepercayaan
adalah adanya harmoni dengan alam dan penguasa. Analisa sederhana dari Ellen
Ramlan bahwa karakteristik Bedog Barlen sangat dipengaruhi oleh budaya luar
sunda (hal ini juga bs dipahami mengingat Subang berada di wilayah jabar bagian
utara, pengaruh ini sangat terlihat pd pengolahan perah dan sarangka yg
dekoratif termasuk penggunaan material hiasannya yg bisa kita temukan pada
golok/pedang timur tengah karena secara umum pengolahan sarangka di masyarakat
tradisi sunda sangat sederhana yang didominan oleh bentuk maranggi (ukir) pd
perah dan sarangka yg terdiri dari unsur flora, fauna ataupun stilasi dr
keduanya, serta tambahan ikatan untuk sarangka dgn tali ataupun kulit kerbau
ataupun tanduk. Sejak kapan penggunaan kuningan
menjadi tambahan dari Barlen ini ? Sepertinya akan seru untuk membahasnya lebih
lanjut dengan Kang Ellen Ramlan.
Baru dari dua narasumber dan sekilas saja sudah terlihat keseruan didalamnya, dapat dibayangkan apabila menemui duapuluh, limapuluh atau seratus narasumber. Berbagai macam sudut pandang dan ilmu akan bisa digali. Ahh gatal rasanya tangan ingin segera menulis dan kaki ini ingin segera melangkah.
Tulisan yang belum memiliki kesimpulan ini semoga menjadi
awal dari tulisan khusus seperti apa
sejarah dan bagaimana cerita yang ada pada Barlen. Tulisan ini akan ditulis berdasarkan
penuturan narasumber dari berbagai kalangan yang berhubungan dengan bedog
barlen ini. Meminjam ungkapan dari mang Kimung @kimscore semoga akan ditemukan
keseruan dan benang merah dari ragamnya cerita tentang barlen ini.
Semoga
Har... Suganteh...
ReplyDeletemenarik untuk dibaca mantap
ReplyDeletewarehouse management