Setelah selesai dengan review Pia Mangkoknya, kita mulai dengan pisau hasil karya mas Bramatio Darkim dari malang ini.
Pisau ini menurut pengakuan beliau dimaksudkan untuk pisau camping dengan mengutamakan kemampuan chopping, dengan bentuk bevel scandi grind. Saat dipegang karena belum memakai gagang, terasa rikuh dan nggak jelas, jadi sepertinya tugas pertama harus memasang gagang terlebih dahulu test pertama terhadap kertas hvs, tajam tetapi tidak smooth, ada gerigi kertas dimana-mana.
Tampilan setelah menggunakan gagang dengan bahan kamper, dan pen dari ST 37 diameter 3 mm, pisau ini terkesan seperti pisau chopper dengan ketebalan diatas rata-rata, dengan pengasahan menggunakan grit 1200, diperoleh ketajaman yang luar biasa, The Blindog menyebutnya Wicked Sharp, perbandingannya kalau normalnya kertas HVS 80 Gram masih harus ditarik untuk menyayatnya, saat baru diasah cukup dengan tekanan vertikal tanpa ditarik sudah bisa menyayat kertas dengan hasil rapih.
Ujiboba terhadap gulungan kertas mengindikasikan bagian tebal masih menahan kertas sekalipun kertas dapat ditebas dengan sekali jalan.
Hasil sayatan dengan tekanan lurus tanpa ditarik cukup rapih dan enteng.
Tugas berikutnya adalah memotong kayu kaso, untuk urusan ketajaman masih sangat bagus, tetapi catatan untuk tenaga yang dikeluarkan, terasa terlalu besar, berat pisau yang merata dan bentuk bevel yang scandi berakibat tenaga yang dikeluarkan untuk setiap tetakan harus besar,
Tugas berikutnya adalah chopping plastik PVC dengan jarak chopping 2-5 cm dan panjang pipa 0,5 meter, setelah selesai pemeriksaan terhadap mata pisau sangat luarbiasa, tidak ada chipping dan rolling dan setelah selesai pun saat dites untuk menyayat kertas, masih enteng, walaupun sudah mulai agak ditarik.
Selanjutnya uji kekuatan tip, dengan dijatuhkan ke permukaan lantai tembok dari ketinggian 2 meter, untuk test ini berhasil juga.
Tiba waktunya membawa pisau ini ke luar ruangan.... tebas menebas dan potong memotong.... untuk urusan penggunaan pisau sebagai alat tebas... sangat tidak enak. mungkin akhirnya ukuran jadi terlihat terlalu besar manakala pekerjaan tebas tidak efektif dilakukan(hanya digunakan untuk menyayat, memotong dan pekerjaan pisau kecil lainnya)
Untuk tebas menebas sebenarnya bila pembagian beban lebih ke depan bentuk bevel dan ketajaman cukup bisa diandalkan. termasuk untuk mata bambu seperti di bawah..
satu lagi pekerjaan hari ini, karena menurut pembuatnya pisau ini adalah pisau camping, maka tugas utama adalah menyiapkan api untuk semua keperluan camping, dengan berbekal firesteel maka mualilah proses penyalaan api ini.
pertama yang harus dilakukan adalah membuat media untuk menyalakan api, dengan mengerik permukaan bambu untuk pisau dengan HT yang jelek perlakuan ini akan dengan mudah membuat rolling atau bahkan chipping, tetapi untuk pisau ini proses dijalani dengan mudah dan tanpa kerusakan. Selanjutnya scrubbing firesteel, api yang dihasilkan cukup besar, proses ini sebenarnya tidak begitu recomended karena panas dari percikan bisa mencapai diatas 100 derajat celcius, akan tetapi pengalam pribadi, sesaat setelah penyalaan, panas dari mata pisau tidak pernah sangat tinggi. hanya saja untuk pengamanan memang tidak direkomendasikan.
Dengan dua kali scrubing, api pun menyala... sekedar catatan setelah proses scrubing ini tertinggal noda di atas mata pisau, tetapi dengan pengetesan sederhana tidak terdapat perbedaan dengan bagian mata pisau yang lain, mungkin karena hanya dua kali. Setelah pengujian ini kertas masih dapat disayat dengan aagak ditarik.
Tugas selanjutnya adalah pembuatan sarung, untuk sementara semoga berkenan saja.
No comments:
Post a Comment