Pisauku, perayaanku

Setelah sekian lama tidak menulis, akhirnya hari ini ada alasan kuat untuk berbagi di blok ku ini, semua dimulai dengan niat untuk melakukan hardening pada dua pisauku, ini bukan kali pertama saya melakukan hardening, tetapi sepertinya justru yang sekarang ini yang lebih terasa, alasannya, karena untuk kali pertama saya melakukannya secara terukur, tercatat dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan dari hal yang biasanya saya melakukannya sepintas lalu saja.

Hasilnya, dari dua bilah dan proses pengerjaan sebanyak dua kali untuk masing-masing bilah menghasilkan dua bilah gagal Hardening.... LOL...

tapi pointnya disini adalah saya ingin tunjukkan dimana kesalahan hardening yang telah saya lakukan.

dari dua bilah yang di hardening tadi sore, pada dasarnya keduanya mengalami kegagalan, blah pertama, yang paling atas,  proses hardening tidak terjadi merata di seluruh bidang edge yang diinginkan, hal ini berdasarkan hasil pengamatan diakibatkan karena panas yang tidak merata di permukaan edge dari bilah, sebenarnya hal ini bisa dengan mudah  diselesaikan dengan melakukan pemanasan ulang untuk normalisasi dan melakukan HT ulang, tetapi berhubung hari sudah sore, dan kehabisan bahan bakar ya... sudah lah..

Sementara hasil lebih dramatis ada pada bilah kedua, kegagalan dari bilah kedua ada dua macam, yang pertama terjadinya pemanasan internal yang berulang sehingga merusak HT yang telah terjadi, mungkin kalimat ini terlalu rancu, tapi bisa saya jelaskan seperti ini, saat pencelupan pertama, bagian yang mengalami pengerasan sebenarnya telah terlihat akan tetapi dalam prosesnya bilah diangkat terlebih dahulu untuk mencegah pendinginan terlalu cepat, nah yang terjadi disini pengangkatan bilah terlalu lama sehinga panas yang tersisa pada bagian punggung, memanaskan kembali bagian yang telah di HT, dan kemungkinan terbesar terjadi tempering yang tidak diinginkan, Perhatikan bahwa saat hal ini terjadi bagian punggung dari bilah masih berwarna merah. Perubahan warna ini jelas terlihat, akibatnya saya memutuskan untuk mengagalkan HT, namun keputusan yang diambil selanjutnya adalah salah, saya mencelupkan seluruh bilah ke dalam media quenching sehingga pendinginan terjadi terlalu cepat dan .... TREK !!!!... retaklah bilah itu


mengutip perkataan master Bejo Sakti dari tasikmalaya, bahwa patokan awal adalah pencelupan pertama, sementara pencelupan selanjutnya adalah proses untuk mempertahankan warna hasil dari pencelupan pertama, tidak terlalu cepat dilakukan karena akan pecah, juga tidak terlalu lambat karena akan mengakibatkan bilah mengalami tempering akibat dari sisa panas yang ada pada bilah itu sendiri.

Menghibur diri aas kegagalan HT, akhirnya pisau ini dilanjutkan juga sampai selesai, setelah itu dilanjutkan dengan tes iris dengan daging untuk mengetahui ketajaman.. atau untuk pesta kali ya...

the rest of picture,... silahkan menikmati


 Finally...... Whalah !!! Barbeque dadakan a'la chef Farah Bangetttt!!!!


2 comments:

  1. kang,ini judulnya diganti saja...kira2 gini:

    " sebagaimana pun gagalnya suatu pisau dibuat, tetap dapat memberikan manfaat bagi manusia "

    jadi meskipun "retak" tetap bisa buat masak kang, hahaha....ditunggu posting berikutnya kang,hehehe... Kang Uloh memang Top.. jangan menyerah, pasti anda bisa menyamai Gill Hibben,hehehe

    ReplyDelete
  2. hahaha... nggak lah..... Gill mulai bisnis pisau saat saya baru lahir.. wkwkwk
    anyway.. thanks for the comment

    ReplyDelete