Proudly Forged in Indonesia

Kenapa Indonesia tidak bisa membuat pisau kualitas tinggi?

Sebuah pertanyaan luar biasa, dipertanyakan oleh orang yang luar biasa, dan saya akan mencoba menjawab, dengan hati-hati. Jawaban ini adalah sebuah jawaban terbuka yang mungkin mengundang debat dan sebagainya tapi apapun saya akan mencoba menjawabnya, bukan ingin menunjukkan kekurangan tetapi seperti itulah kenyataannya

Dunia perpisauan dimanapun di dunia orang sudah mahfum dimulai jauh sebelum era modern tiba, akan tetapi untuk pembatasan pisau dengan kualitas tinggi, terukur dengan toleransi pengerjaan tinggi saya akan batasi saat folder knife mass production dibuat.
Kenapa ?

menurut saya syarat bahwa sebuah pisau bisa dibuat secara mass production diantaranya adalah, bentuk yang seragam, dimensi yang tepat dengan toleransi pengerjaan terukur, Proses Heat treatment yang bisa dilakukan secara mass juga.

Dari hal ini sudah bisa dilihat betapa pembuatan pisau dengan toleransi tinggi di luar Indonesia sudah dimulai jauh sebelum Indonesia mengenal Slipjoint. Dan apa yang terjadi saat toleransi ini tidak diukur, bisa dibayangkan dari kontrak sebanyak 15.000 buah pisau ada 1.000 pisau yang ukuran lubang pada spring bergeser 1 mm dari seharusnya atau 5.000 scale yang linernya salah lubang, dan 4.000 blade yang kekerasannya tidak sesuai dengan spesifikasi dari pemesan hanya satu kata untuk hal ini. DISASTER, dan untuk hal ini Wester&Co Solingen (yang merupanakan cikal bakal dari Victorinox) sudah melakukannya pada tahun 1890, dan untuk ini Wester & Co bisa menyelesaikannya dalam waktu 10 Bulan artinya 1.500 pisau perbulan dan ini sangat tidak mungkin apabila kesalahan-kesalahan yang biasa diperbuat pada pembuatan pisau custom dilakukan.

Nah apabila Wester & Co pada tahun  1890, dan mungkin beberapa perusahaan lain sudah membuatnya sebelum itu,  pada tahun itu Indonesia sedang Apa ?

Untuk hal ini apa yang dibutuhkan ? Mesin teknologi tinggi dengan tenaga kerja professional di bidang pengerjaan logam, dan apakah hal ini dimiliki oleh knifemaker Indonesia ?

Hal ini silahkan jawab masing-masing

Nah sampai disini kita harus mulai berfikir ulang tentang makna kata Pisau Kualitas Tinggi, bukan hanya dari pemilik, atau kolektor tetapi juga para pembuat pisau. Bila yang dimaksud adalah dimensi dengan toleransi tinggi,kekerasan terukur yang dibutuhkan adalah totalitas dari para pembuat pisau, bahwa bukan hanya mengkilap dan tajam, syarat dari sebuah pisau tetapi ergonomis, keindahan, ketangguhan, cita rasa, bahan, kekerasan... ahhhhhhh banyaaaaaaaakk.

Dan para pembuat pisau Indonesia masih punya satu kartu lagi dalam upayanya mensejajarkan diri dengan pisau buatan luar negeri, Cita Rasa Seni ! ya cita rasa Indonesia, ini yang hanya pembuat pisau Indonesia miliki, bahwa bila Bejo Sakti membuat Kujang, akan berbeda dengan buatan Caribou, dan saat Bejosakti membuat Bedog, berbeda dengan buatan luar negeri.

Satu hal yang harus ditekankan sekali lagi adalah masing-masing punya trade off, yang harus dilakukan oleh pembuat pisau Indonesia tinggal pelajari dan praktekan cara pembuatan pisau luar negeri yang baik dan benar dan sempurnakan dengan cita rasa Indonesia. Bahwa Victorinox telah bisa melakukannya lebih dari 100 tahun yang lalu dan dengan terprogram melakukan peningkatan, kita bisa melakukannya karena apa yang mereka lakukan sekarang bisa kita pelajari.

Saya sering baca di forum pisau luar negeri pernyataan "Never buy blade from Asia, it's crap !!" menghadapi kenyataan seperti ini kita tidak bisa langsung marah, Untuk di Indonesia kita akui saja tidak ada satu pisau Indonesia yang mempunyai standar kekerasan yang bisa diyakini, dan untuk hal ini hanya satu jawabannya. Lakukan HT dengan benar. bila perlu test semua pisau yang dihasilkan dengan Hardness Tester.

Para Pembuat pisau Indonesia tidak bisa selamanya berlindung di belakang kata Antik, eksotis, Rare Traditional Item, atau Cheap, tapi satu saat harus bisa mensejajarkan dirinya dengan pembuat pisau di luar negeri tanpa harus banyak berkoar.

Ada sangat banyak hambatan pembuat pisau Indonesia bisa bersaing dengtan pisau buatan luar negeri, satu permasalahan yang paling utama adalah bahan, bagaimana mungkin pembuat pisau Indonesia bisa bersaing dengan pembuat pisau luar negeri saat bahan yang diperoleh harganya sudah sama dengan pisau jadi yang dibuat di luar negeri..:D, belum lagi Undang-undang yang belum 'bersahabat' dan lain sebagainya. tetapi itu adalah tantangan yang harus ditaklukan.

Sebagai kesimpulannya para knifemaker indonesia bukan Tidak bisa membuat pisau dengan kualitas tinggi sesuai dengan spesifikasi yang umumnya diminta oleh konsumen di luar negeri (khususnya Amerika), tetapi karena keterbatasan alat, BELUM bisa, saya belum pernah mendengar ada pembuat pisau Indonesia yang mempunyai Heat treat Furnace, dan menggunakannnya khusus untuk membuat pisau, menggunakan Mesin Milling 5 Axis dengan Computerized Controlled untuk membuat kontur blade, atau sengaja menggunakan mesin punch 20 ton untuk membuat blank pisau dari sheet stainless 5 mm, pertanyaannya kenapa ?

Karena belum cukup ekonomis untuk menggunakan mesin-mesin tersebut, terlebih saat pembuat pisau di Indonesia merasa cukup puas dengan berbagi pasar dalam negeri yang nota bene masih 'baru' dengan dunia pisau.

Dan bagi mereka apalagi orang Indonesia yang tidak suka dengan pisau buatan Indonesia karena kelemahannya tersebut,... terimakasih atas cambukannya, terasa perih... dan dengan perih ini beberapa dari kami akan bangkit membuat dinasti kami sendiri. Anda tidak perlu tahu betapa kami belajar untuk itu, yang perlu anda tahu adalah kami akan berusaha untuk mengganti semua koleksi di lemari anda dengan pisau bertuliskan "Proudly Forged in Indonesia"

9 comments:

  1. Membaca & melihat video pembuatan pisau di luar sana memang membuat gemas. Mengapa orang Indonesia BELUM sampai ke level tersebut. BELUM ya, bukan TIDAK. Keris, kujang, mandau dll menurut saya menjadi contoh betapa pande besi Indonesia sangat mampu membuat alat yang dapat diandalkan. Saya suka pisau, sejak kecil dan masih suka sampai sekarang. Pisau sering membuat saya tertegun saat melihat (sambil menahan keinginan untuk membeli :-) ) Sukses terus untuk pisauku.blogspot.com Salam kenal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju, belum... saat jawaban ini ditulis setidaknya sudah ada beberapa orang yang saya kenal melakukan semua teknik pembuatan seperti 'di luar sana' jangan tanya harga.... nggak kebeli..:D

      Delete
  2. Semakin kuat material semakin besar energi yg diperlukan untuk mengolahnya.
    Untuk meningkatkan peminat-peminat pisau kyknya kudu diadain mata kuliah menempa di kampus-kampus yg ada ilmu materialnya (teknik mesin, teknik metalurgi, dsb). Supaya ada kemajuan teknologi produksinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mas setuju.. setahu saya materi sama teorinya ada, (pengalaman kuliah di jutusan mesin produksi) tapi prakteknya yang justru kurang..

      Delete
  3. saya setuju kang....masalah tehnologi okelah kita masih dibawah mereka...tp soal citarasa dan seni...kita unggul dibanding mereka....nha dengan adanya masukan seperti ini...kenapa kita tdk membuat material baja sendiri yg benar2 khas buatan dalam negeri...( dengan menggunakan material2 yg ada, di mix sedemikian rupa shg menghasilkan baja pilih tanding yg gak kalah dengan produk2 manca...) seiring sejalan dengan itu kita tingkatkan pula skill dlm pembuatan pisau itu sendiri....pasti bisa deh.....( ini angan2 saya lho kang..boleh khan...hehehehe)-yudha semarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh mari kita berangan-angan.. hahaha....mixing material sangat umum dipake terutama pada pembuatan baja damaskus, tapi untuk membuat baja dengan properties yang umum dipake di pabrik pisau luar negeri butuh teknologi dan biaya yang tidak mudah/murah, belum lagi regulasi industri baja di Indonesia... mudah-mudahan ke depan aturan dan perundangan lebih bersahabat untuk industri perbajaan kita

      Delete
    2. saat ini belum ada keinginan utk buat pisau sendiri ( dulu pernah buat sendiri dr paku-model dipanasin dikompor abis gitu main getok2 sampai berbentuk pisau..hehehehe )apalagi liahat prosesnya panjang banget....banyak istilah2 yg gak paham...sekedar saran kalo boleh kang...tolong diulas dong proses pembuatan sebilah pisau dr awal sampai akhir berikut istilah2nya...supaya kita bisa paham apa yg dimaksud setidaknya....just advice ya kang....nuhun ( yudha )

      Delete
    3. mudah-mudahan ada kesempatan untuk bisa mengambil gambar secara penuh, terkadang kewajiban ngambil gambar suka bentrok sama ngerjain..:D sami-sami kang yudha.

      Delete
  4. Kembali ke faktor ekonomi,harga mesin modern belum sesuai dengan faktor produksi,menginvestasikan uang yang banyak tidak sesuai dengan kebutuhan dan keuntungan.

    ReplyDelete